PROSEDUR
PENJUALAN DAN PROSEDUR PENERIMAAN UANG DAN BIAYA PRODUKSI PADA CV AL ABRAR
PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Akhir Semester IV Mata Kuliah Akuntansi Biaya 1
Dosen
Pengampu : Dr. Susilaningsih, MBus.
Oleh :
1. Bangkit Dwi Nugroho (K7413026)
2. Casey Melverna (K7413033)
3. Lita Kumala S. (K7413096)
Program
Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan P.IPS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSIRAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Setiap perusahaan
memiliki prosedur akuntansi biaya pada
metode harga pokok pesanan yang berbeda-beda dalam menjalankan aktivitas
usahanya. Hal ini disesuaikan dengan seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam
rangka mengelola kegiatan perusahaan untuk melayani pesanan dan menyajikan
informasi biaya bagi manajemen.
Pada perkembangan ekonomi yang
sangat pesat ini dimana pembangunan ekonomi negara menghadapi perdagangan bebas
baik dengan negara yang tergabung dengan ASEAN maupun dengan negara Cina yang
produk olahannya menguasai dunia. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk
benar-benar meyusun prosedur ini meliputi: Prosedur Pembelian dan Pengeluaran
Uang, Prosedur Penjualan dan Penerimaan Uang, Prosedur Penggajian serta Prosedur
Produksi dan Persediaan agar aktivitas usahanya dapat berjalan dengan baik dan
mampu berkembang sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan.
Penjualan atau penyerahan produk
kepada pemesan dan penerimaan uang dipengaruhi dengan bagaimana perusahaan
mampu menetapkan dan mendokumentasi Instruksi Kerja mengenai penyerahan produk jadi ke konsumen. Hal ini
dilakukan untuk memberikan pelayanaan yang teratur kepada pemesan sehingga
memberikan kejelasan untuk pemesan untuk melaksanakan prosedur yang dibuat
perusahaan. Selain itu dengan adanya prosedur biaya produksi yang dibuat dan
dengan adanya bukti kegiatan perusahaan dapat dimanfaatkan untuk informasi
biaya bagi manajemen untuk mengetahui bagaimana aktivitas apa saja yang terjadi
didalam perusahaan yang menimbulkan biaya sehingga hal ini berguna untuk
pengendalian biaya untuk perusahaan.
CV Al Abrar merupakan perusahaan
yang memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang terdiri dari: cup 240 ml,
botol 330 ml, botol 600 ml, botol 1500 ml dan galon 19 liter. Dalam kegiatan melayani
pesanan perusahaan membuat prosedur penjualan beserta prosedur penerimaan uang
sehingga perusahaan dapat menindaklanjuti pesanan yang terjadi dan memudahkan
pemesan dalam melakukan proses pembayaran. Selain itu perusahaan juga
mengidentifikasi biaya produksi agar dapat membantu perusahaan mengendalikan
biaya untuk meminimalkan biaya dalam menghasilkan produk karena mengetahui apa
saja biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Dari latar belakan tersebut maka
penulis mengambil judul : “PROSEDUR
PENJUALAN DAN PROSEDUR PENERIMAAN UANG; DAN BIAYA PRODUKSI PADA CV AL ABRAR
PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN”
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, pokok permasalahan yang kami angkat dalam observasi ini
adalah:
1. Bagaimana
Prosedur Penjualan pada CV Al Abrar Divisi AMDK Kafur?
2. Bagaimana
Prosedur Penerimaan Kas pada CV Al Abrar Divisi AMDK Kafur?
3. Bagaimana
CV Al Abrar Divisi AMDK Kafur menggolongkan biaya produksi?
C.
Tujuan
Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan
dengan tujuan untuk :
1. Mengetahui
prosedur penjualan pada Al Abrar Divisi AMDK Kafur.
2. Mengetahui
prosedur penerimaan kas pada Al Abrar Divisi AMDK Kafur.
3. Mengetahui
penggolongan biaya produksi oleh Al Abrar Divisi AMDK Kafur.
D.
Manfaat
Observasi
1. Dapat
menambah wawasan berfikir mengenai prosedur penjualan dan penerimaan kas serta
mampu mengidentifikasi biaya produksi.
2. Dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai prosedur penjualan dan penerimaan
kas serta mampu mengidentifikasi biaya produksi.
BAB
II
HASIL
OBSERVASI
A.
Gambaran
Umum Perusahaan
CV AL ABRAR Divisi Air
Minum Dalam Kemasan (AMDK) Kaafur merupakan perusahaan yang mengolah air
menjadi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang menghasilkan air murni (Demineral).
Perusahaan ini didirikan pada bulan April Tahun 2004 di Jl. KH Agus Salim 36B,
Sondakan, Laweyan Surakarta dengan SIUP. No 517/0253/PK/VI/2004 dan BPOM RI MD
:249111001296.
Produk AMDK ini awalnya bernama
TASNIM namun pada tahun 2005 ketika akan mendaftarkam untuk memperoleh label
Standar Nasional Indonesi (SNI) ternyata nama tersebut sudah ada yang memakai
dan pada akhirnya mengubah nama menjadi Kaafur yang berarti air yang turun dari
surga (bahasa arab).
Perusahaan ini merupakan milik
Yayasan Majlis Tafsir Al-Quran (MTA) yang pada awal berdirinya bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan air minum untuk dalam kegiatan dakwah. Namun setelah semakin
banyak orang mengenal akhirnya air minum ini dijual untuk masyarakat umum.
Disisi lain dengan berdirinya perusahaan ini membantu pemerintan untuk menciptakan
lapangan pekerjaan.
Selain itu untuk memperoleh
keuntungan yang digunakan sebagai sumber penghasilan perusahan dan sebagian
merupakan pendapatan yayasan untuk sabilillah. Air minum Kaafur mengalami
perkembangan yang semula hanya mampu menjual 10.000 liter/hari dan saat ini
meningkat menjadi 25.000 liter/hari.
Perusahaan menetapkan kebijakan mutu
:
1. Memproduksi
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.
2. Berupaya
mengelola perusahaan secara profesional dengan melibatkan tanggung jawab seluruh
karyawan.
3. Menjamin
kontinuitas produk dan kepuasan pelanggan.
Jumlah pegawai pada CV AL-ARBRAR divisi AMDK
Kaafur
NO
|
JABATAN
|
JUMLAH
TENAGA KERJA
|
1
|
Kepala
Divisi
|
1
|
2
|
Kepala
Bagian PPIC
|
1
|
3
|
Kepala
Bagian Keuangan
|
1
|
4
|
Kepala
Bagian Umum dan Personalia
|
1
|
5
|
Kepala
Bagian Produksi dan QC
|
1
|
6
|
Kepala
Bagian Pemasaran
|
1
|
7
|
Kepala
Bagian Pengadaan dan Gudang
|
1
|
8
|
Seksi
Administrasi
|
1
|
9
|
Seksi
Produksi
|
8
|
10
|
Seksi
Bagian Maintenance
|
1
|
11
|
Seksi
Transportasi
|
8
|
12
|
Seksi
Penjualan
|
5
|
13
|
Seksi
Cleaning Service
|
1
|
Jumlah
|
32
|
Struktur Organisasi Perusahaan
B.
Prosedur
Penjualan
Prosedur Penjualan atau Penyerahan
Produk Jadi Ke Konsumen yang dilakukan oleh CV Al Abrar meliputi Perusahaan
menetapkan dan mendokumentasi Instruksi Kerja mengenai penyerahan produk jadi ke konsumen. Dalam hal
ini Kepala Bagian Pemasaran bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan
penyerahan produk jadi ke konsumen sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
INSTRUKSI
KERJA :
1. Persiapan
a. Seksi
Penjualan Menerima Permintaan Produk Jadi Konsumen atau Pelangganan melalui :
Repeat Order, Kontak Telepon, Kunjungan ataau Kontrak Produk yang dimasukkan ke
dalam format AA/F/13/3
b. Seksi
Penjualan Mengajukan Permintaan Produk Jadi sesuai dengan Permintaan konsumen
ke bagian seksi pengadaan dan gudang sesuai format AA/F/13/2 dibuat rangkap 3
(tiga) yaitu untuk 1) Bagian pemasaran, 2) Bagian Gudang, dan 3) Bagian
Administrasi
c. Kru
armada pengiriman mengambil produk jadi yang akan dikirim sesuai catatan di
format AA/F/13/5, dan dinaikkan menggunakan troli atau diangkat manual oleh
personal, dan dimuat di armada dengan mempertimbangkan keamanan, keselamatan
dan efisiensi pengiriman
d. Setelah
produk jadi siap di armada, seksi penjualan mengecek apakah produk jadi yang
akan diangkut sesuai dengan permintaan konsumen. Setelah semua siap seksi
penjualan menyerahkan produk jadi ke petugas penjualan atau sales berupa : 1)
catatan order pelanggan (AA/F/13/5) dan 2) Nota Penyerahan barang ke konsumen
(AA/F/13/4), Petugas penjualan sebelum berangkat menyiapkan alat-alat penjualan
berupa kalkulator dan ballpoint
2. Penyerahan
Produk Jadi ke Konsumen
a. Sebelum
penyerahan produk jadi ke konsumen petugas penjualan konfirmasi kepada konsumen
atau pelanggan tentang permintaan produk jadi yang dipesan.
b. Penyerahan
produk jadi diserahkan ke konsumen dengan menggunakan bukti nota penjualan
sesuai format penjualan (AA/F/13/4) dibuat rangkap 3 (tiga) :
1) Untuk
pembayaran tunai : Lembar pertama (putih) untuk konsumen, lembar kedua (merah)
untuk bagian keuangan, lembar ketiga untuk arsip.
2) Untuk
piutang : lembar pertama (putih) untuk keuangan, lembar kedua (merah) untuk
bagian konsumen, lembar ketiga untuk arsip.
3. Pelaporan
Petugas penjualan merekap semua transaksi penjualan selama 1
hari dan dilaporkan kepada bagian keuangan. Bagian administrasi merekap dalam
realisasi order (AA/F/13/6)
DOKUMEN TERKAIT
1. Format
Pengambilan Barang Jadi ke Gudang (AA/F/13/2) terlampir
2. Format
Permintaan Konsumen (AA/F/13/3)
3. Format
Penyerahan kepada Konsumen (AA/F/13/4) terlampir
4. Format
Catatan Order Pelanggan (AA/F/13/5)
5. Format
Realisasi Order (AA/F/13/6) terlampir
C.
Prosedur
Penerimaan Kas
Prosedur penerimaan kas yang atas
penjualan yang dilakukan oleh perusahaan meliputi menetapkan dan
mendokumentasikan insttruksi kerja mengenai penerimaan kas.
1. Nota
penjualan sesuai format penjualan (AA/F/13/4) dibuat rangkap 3 (tiga) dari kru
armada pengiriman barang dan menyerahkan lembar merah dan lembar arsip pada
Kabag Keuangan.
2. Kabag
Keuangan melakukan input secara manual dan menerbitkan kwitansi.
3. Kabag
Keuangan lalu memasukkan input manual yang sebelumnya dilakukan ke dalam
komputer.
D.
Biaya
Produksi
Biaya Produksi
merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi
produk. Bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Biaya
Bahan Baku
Proses Produksi pada CV Al Abrar Divisi AMDK Kaafur merupakan
proses produksi secara terus-menerus yang menggunakan bahan baku yaitu air yang
diambil dari Argoyoso, Tawangmangu Kabupaten Karanganyar yang merupakan sumber
mata air yang terjamin kualitasnya dengan selalu melakukan pemeriksaaan agar
bahan baku air dan bahan baku air jadi tersebut terlindungi dari pencemaran
kimia dan mikrobiologi yang mengganggu kesehatan.
2. Bahan
Penolong yang digunakan meliputi :
a. Botol
kosong (1500 ml, 600 ml, 330 ml)
b. Gelas
240 ml
c. Galon
19 liter
d. Tutup
Botol
e. Tutup
Galon
f. Seal
Botol
g. Seal
Galon
h. Sedotan
i.
Stiker Botol (1500 ml,
600 ml, 330 ml)
j.
Stiker Galon
k. Lid
cup
l.
Karton Botol (1500 ml,
600 ml, 330 ml)
m. Karton
Gelas 240 ml
n. Tissue
o. Lak
ban
p. Coustic
Soda
q. Double
Tape
r.
HCl
s. Layer
t.
Make Up TH-18
u. Tinta
Hitam JP-K 72
v. Cleaning
Solven
3. Biaya
Tenaga Kerja
Biaya Tenaga Kerja pada CV Al Abrar Divisi AMDK Kaafur terdiri
meliputi Gaji, Lembur, Bonus dan THR yang terdiri dari Gaji dan upah untuk karyawan
staff kantor, karyawan produksi, keamananan dan karyawan tidak tetap pada
bagian produksi. Biaya Gaji dihitung secara global tidak diperhitungkan untuk
tiap bagian. Selain itu untuk pembayaran PPh ditanggung oleh para karyawan.
4. Biaya
Overhead Pabrik
Pada CV Al Abrar divisi AMDK Kaafur menggolongkan Biaya
Overhead Pabrik yang terdiri dari:
a. Biaya
telepon
b. Biaya
listrik dan air
Baik untuk keperluan produksi maupun untuk kebutuhan
kantor, biaya tersebut tidak dipisahkan, meskipun memiliki 2 nomer rekening
listrik namun penggunaannya tetap menjadi satu.
c. Biaya
Penyusutan Mesin
Menurut peraturan pajak penyusutan mesin dilakukan setiap
8 tahun namun pada kenyataannya perhitungan biaya penyusutan pada CV Al Abrar
Divisi AMDK Kaafur dilakukan setiap 10 tahun
BAB III
PENGEMBANGAN
BUKTI PRAKTIK AKUNTANSI BIAYA
A. Prosedur Penjualan
Berdasarkan Sistem
Informasi Akuntansi Penjualan tujuan sistem penjualan adalah: Mencatat order
penjualan dengan cepat dan akurat, memverifikasi konsumen yang layak menerima
kredit, mengirim produk dan memberikan jasa tepat waktu, sesuai yang dijanjikan
kepada konsumen, membuat tagihan atas produk dan jasa secara tepat waktu dan
akurat, mencatat dan mengelompokkan penerimaan kas secara cepat dan akurat, memposting
penjualan dan penerimaan kas ke rekening piutang, untuk menjaga keamanan
produk dan untuk menjaga kas perusahaan.
Adapun formulir yang terkait dalam
prosedur penjualan yang dapat digunakan pada CV CV Al Abrar Divisi AMDK Kaafur
terdiri dari surat pesanan, dan faktur penjualan. Sebelumnya CV Al Abrar Divisi
AMDK Kaafur ketika terjadi penyerahan produk pada konsumen menggunakan bukti
nota penjualan sebagai berikut :
Jurnal
Nota Penjualan :
Tanggal
|
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
Kas
|
XXX
|
||
Penjualan
|
XXX
|
||
HPP
|
XXX
|
||
Persediaan Barang
|
XXX
|
Bukti transaksi tersebut digunakan
baik penjualan secara tunai maupun secara kredit, yang membedakan ketika
penyerahan lembar. Jika membayar secara kredit lembar merah untuk konsumen dan
lembar putih untuk perusahaan. Penggunaan lembar secara bergantian ini tidak
menjamin keamanan dokumen perusahaan meskipun lebih efisien, namun akan
berisiko ketika terjadi transaksi kredit dan lembar tidak ditukar maka akan
dianggap sebagai penjualan tunai sehingga sebaiknya membedakan bukti penjualan
tunai yaitu dengan tetap menggunakan nota penjualan yang telah ada sedangkan
bukti penjualan kredit dengan menggunakan bukti penjualan kredit yaitu faktur
penjualan.
Setelah itu dilakukan pencatatan
data penjualan dan terjadi pengurangan persediaan pada kartu persediaan lalu
langkah selanjutnya dengan melakukan posting penjualan ke dalam Jurnal yaitu
sebagai berikut :
Tanggal
|
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
Piutang
|
XXX
|
||
Penjualan
|
XXX
|
||
HPP
|
XXX
|
||
Persediaan Barang
|
XXX
|
B.
Prosedur
Penerimaan Kas
Penerimaan kas perusahaan berasal
dari dua sumber utama, yaitu penerimaan
dari
penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang atau dari penjualan secara
kredit. Sehingga dibutuhkan bukti penerimaan kas berupa kuitansi, CV AL ABRAR
Divisi AMDK Kaafur dapat menggunakan bukti transaksi dengan Bukti Penerimaan
Kas.
Jurnalnya
adalah sebagai berikut :
Tanggal
|
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
Kas/Piutang
|
XXX
|
||
Penjualan
|
XXX
|
||
HPP
|
XXX
|
||
Persediaan Barang
|
XXX
|
Setelah menjurnal, maka dari
beberapa bukti penerimaan kas yang terkumpul itu dapat dilakukan kegiatan rekap
penerimaan kas tersebut.
C.
Identifikasi
Biaya Produksi
Pada CV AL ABRAR Divisi AMDK Kaafur
melakukan pemisahan biaya produksi antar bahan baku dengan bahan penolong
sedangkan menurut teori dalam metode Harga Pokok Proses tidak diadakan
pemisahan antara bahan baku dan bahan penolong sehingga penggolongannya menjadi
sebagai biaya bahan yang terdiri dari :
1. Air
2. Botol
kosong (1500 ml, 600 ml, 330 ml)
3. Gelas
240 ml
4. Galon
19 liter
5. Tutup
Botol
6. Tutup
Galon
7. Seal
Botol
8. Seal
Galon
9. Sedotan
10. Stiker
Botol (1500 ml, 600 ml, 330 ml)
11. Stiker
Galon
12. Lid
cup
13. Karton
Botol (1500 ml, 600 ml, 330 ml)
14. Karton
Gelas 240 ml
15. Tissue
16. Lak
ban
17. Coustic
Soda
18. Double
Tape
19. HCl
20. Layer
21. Make
Up TH-18
22. Tinta
Hitam JP-K 72
23. Cleaning
Solven
Sedangkan
pada penggolongan Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Tenaga Kerja tidak
Langsung CV Al-Abrar divisi AMDK Kaafur tidak melakukan pemisahan antara gaji
untuk staff kantor (BTKTL), security (BTKTL), staff produksi (BTKL), dan staff
pemasaran (BTKTL). Biaya tersebut dicatat menjadi Biaya Tenaga Kerja. Hal ini
telah sesuai dengan ketentuan untuk penggolongan biaya pada Metode Harga Pokok
Proses dimana tidak melakukan pemisahan antara biaya tenaga kerja langsung
maupun biaya tenaga kerja tidak langsung.
Biaya
Overhead Pabrik yang berupa biaya listrik, biaya telepon, dan biaya lain-lain
untuk bagian produksi maupun untuk bagian kantor dicatat menjadi satu. CV Al
Abrar Divisi AMDK Kaafur tidak melakukan
pemisahan pemakaian listrik untuk bagian kantor maupun pemakaian listrik
untuk keperluan produksi
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan
pengembangan yang telah dilakukan pada BAB III maka dapat diambil kesimpulannya
sebagai berikut :
1. Prosedur
Penjualan pada CV AL Abrar Divisi AMDK Kaafur telah sesuai dengan teori dan
juga sistem informasi akuntansi penjualan yaitu pembuatan transaksi atas barang
yang telah dibeli oleh konsumen
pada form penjualan, perusahaan
dapat memasukkan barang apa saja yang terjual baik secara tunai dan
kredit telah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2. Pada
CV AL Abrar Divisi AMDK Kaafur pada prosedur penerimaan kas hanya menggunakan
kuitansi. Perusahaan belum memiliki prosedur penerimaan kas tertulis yang jelas,
sehingga menyebabkan kegiatan penerimaan kas bisa saja berjalan kurang efektif
dan menyebabkan pengedalian internal menjadi lemah karena pedoman atau prosedur
yang ada kurang jelas dan tidak ada penjelasan secara tertulis untuk
aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan perusahaan.
3. CV
AL Abrar Divisi AMDK Kaafur telah menggolongkan biaya produksi sesuai dengan
teori misalnya pada penggolongan biaya bahan tidak memisahkan biaya bahan baku
dengan bahan penolong
B.
Saran
Dengan melihat
pengembangan diatas, maka akan dikemukakan saran-saran sebagai bahan
pertimbangan bagi perusahaan CV Al Abrar Divisi AMDK Kaafur. Adapun saran-saran
yang kami kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya tidak menggunakan nota penjualan
untuk dua kepentingan yaitu untuk penjualan kredit dan penjualan tunai,
diperlukan faktur penjualan untuk bukti penjualan kredit.
2. Pada
CV AL Abrar Divisi AMDK Kaafur pada prosedur penerimaan kas hanya menggunakan kuitansi
sedangkan penerimaan kas dapat dicatat menggunakan bukti penerimaan kas. Perusahaan
sebaiknya membuat prosedur secara tertulis untuk kegiatan penerimaan kas,
sehingga tindakan yang dilakukan oleh karyawan lebih terarah karena adanya
pedoman.
DAFTAR
PUSTAKA
Supriyono.
2010. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya
dan Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta:
BPFE.
Mulyadi,
2001. Sistem Akuntansi. Salemba
Empat. Jakarta.
Daud, Rochmawati
dan Windana, Mimosa Valeria. 2012. Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan dan Penerimaan Kas Berbasis Komputer pada Perusahaan Kecil (Studi Kasus Pada PT. Trust
Technology).Diakses pada 02 Juni 2015, dari http://eprints.unsri.ac.id/3771/1/02
LAMPIRAN DOKUMEN TERKAIT
1. CV
AL ABRAR DIVISI AMDK KAFUR
2. Kegiatan
Observasi
3. Kegiatan
Observasi
4. Narasumber
: Bp. Endro Yoso dari CV AL ABRAR DIVISI AMDK KAFUR
5. Narasumber
: Staff Keuangan dari CV AL ABRAR DIVISI AMDK KAFUR
0 komentar:
Post a Comment